Pages

Kamis, 25 November 2010

Kalo Stress...Tidur aja yuk

Tak salah anjuran orang tua dahulu, untuk mengalihkan pikiran saat hati gulana dengan ...tidur. Penelitian terbaru membuktikan,  tidur saat diamuk prahara mampu membantu otak mencari jalan keluar keesokan harinya.

"Lupakan saja untuk sementara dan Anda akan datang dengan jawaban yang benar," saran Psikolog Maarten Bos, pakar kejiwaan Radboud University yang memimpin penelitian.

Penelitian menunjukkan bahwa cara terbaik untuk memecahkan suatu masalah yang rumit adalah untuk tidak berpikir tentang hal itu. "Mengalihkan selama beberapa menit dengan sesuatu yang lain atau tidur semalaman membantu otak untuk menemukan solusi yang ideal," katanya.

Menurutnya, di saat otak buntu, memforsir diri dan terus berjuang mencari jawaban bagi pertanyaan yang sulit lebih mungkin untuk mendapatkan jawaban yang salah. Sebaliknya, merilekskan pikiran membuat seseorang akan lebih gampang menemukan jalan keluar.

Penelitian melibatkan beberapa kelompok mahasiswa yang diminta untuk membuat beragam pilihan. Satu kelompok diminta untuk membuat pilihan instan, sedang kelompok lain diminta untuk beristirahat sejenak sebelum membuat keputusan mereka.

Relawan di kelompok kedua lebih mungkin untuk memilih pilihan terbaik, demikian hasil penelitian menunjukkan. Para ahli percaya ini karena pikiran bawah sadar mereka diberi waktu untuk mempertimbangkan semua pro dan kontra.

"Berpikir secara leluasa mampu menghasilkan keputusan yang lebih baik daripada ketika orang memutuskan segera," ujarnya. Meski responden dalam penelitiannya tidak benar-benar tidur sebelum memutuskan, "Namun mereka mempunyai waktu yang cukup untuk membuat otak mereka rileks."

Pikiran yang rileks, katanya, memungkinkan kita untuk membedakan antara aspek-aspek penting dan tidak relevan. "Ketika Anda tidur dulu sebelum memberikan keputusan, maka secara intuitif kita akan merasakan manfaat membiarkannya istirahat untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang prioritas kita," ujarnya.

Studi ini akan dipublikasikan dalam edisi mendatang Journal of Consumer Psychology.

sumber : Republika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar